Sabtu, 15 Januari 2011

Abu Yazid Al Busthami – Raja Para Sufi

Abu Yazid Thoifur bin Isa binSurusyan al-Busthami, lahir diBustham terletak di bagiantimur Laut Persi. Meninggal diBustham pada tahun 261 H/874M. Beliau merupakan salahseorang Sulton Aulia, yangjuga sebagai salah satu Syeikhyang ada dalam silsilah dalamthoriqoh Sadziliyah danbeberapa thoriqoh yang lain.Kakek Abu Yazid merupakanpenganut agama Zoroaster.Ayahnya adalah salah satu diantara orang-orangterkemuka di Bustham.Kehidupan Abu Yazid yangluar biasa bermula sejak iamasih berada dalamkandungan. “Setiap kali akumenyuap makanan yangkuragukan kehalalannya”,ibunya sering berkata padaAbu Yazid, “engkau yangmasih berada didalamrahimku memberontak dantidak mau berhenti sebelummakanan itu kumuntahkankembali ”. Pernyataan itudibenarkan oleh Abu Yazidsendiri. Setelah sampaiwaktunya, si ibu mengirim AbuYazid ke sekolah untukmempelajari Al Qur-an. Padasuatu hari gurunyamenerangkan arti satu ayatdari surat Luqman yangberbunyi, “Berterima kasihlahkepada-Ku dan kepada keduaorang tuamu ”. Ayat ini sangatmenggetarkan hati Abu Yazid,ia lalu meletakkan batutulisnya dan berkata kepadagurunya, “ijinkanlah akupulang, ada yang hendakkukatakan pada ibuku ”. Siguru memberi ijin, Abu Yazidlalu pulang kerumah. Ibunyamenyambut dengan kata-kata, ”Thoifur, mengapaengkau sudah pulang ?Apakah engkau mendapathadiah atau adakah sesuatukejadian istimewa ?”. “Tidak”jawab Abu Yazid, “Pelajarankusampai pada ayat dimanaAllah memerintahkan agaraku berbakti kepada-Nya dankepada engkau wahai ibu.Tetapi aku tak dapatmengurus dua rumah dalamwaktu yang bersamaan. Ayatini sangat menyusahkanhatiku. Maka wahai ibu,mintalah diriku ini kepadaAllah sehingga aku menjadimilikmu seorang atauserahkanlah aku kepada Allahsemata sehingga aku dapathidup untuk Dia semata ”.“Anakku” jawab ibunya, “akuserahkan engkau kepadaAllah dan kubebaskan engkaudari semua kewajibanmuterhadapku. Pergilah engkaumenjadi hamba Allah.Di kemudian hari Abu Yazidberkata, “Kewajiban yangsemula kukira sebagaikewajiban yang paling ringan,ternyata merupakankewajiban yang paling utama.Yaitu kewajiban untukberbakti kepada ibuku. Didalam berbakti kepada ibuku,itulah kuperoleh segalasesuatu yang kucari, yaknisegala sesuatu yang hanyabisa dipahami lewat tindakandisiplin diri dan pengabdiankepada Allah. Kejadiannyaadalah sebagai berikut : Padasuatu malam, ibu meminta airkepadaku. Maka akupunmengambilnya, ternyatadidalam tempayan kami takada air. Kulihat dalam kendi,tetapi kendi itupun kosong.Oleh karena itu, aku pergikesungai lalu mengisi kenditersebut dengan air. Ketikaaku pulang, ternyata ibukusudah tertidur”. Malam ituudara terasa dingin. Kendi itutetap dalam rangkulanku.Ketika ibu terjaga, iameminum air yang kubawakemudian mendo ’akanku.Waktu itu terlihatlah olehkubetapa kendi itu telahmembuat tanganku kaku.“ Mengapa engkau tetapmemegang kendi itu ?” ibukubertanya. “Aku takut ibuterjaga sedang aku sendiriterlena ”, jawabku. Kemudianibu berkata kepadaku,“ Biarkan saja pintu itusetengah terbuka”. Sepanjangmalam aku berjaga-jaga agarpintu itu tetap dalam keadaansetengah terbuka dan agaraku tidak melalaikan perintahibuku. Hingga akhirnya fajarterlihat lewat pintu, begitulahyang sering kulakukanberkali-kali ”.Abu Zayid melakukan disiplindiri dengan terus menerus danberpuasa di siang hari danbertirakat sepanjang malam.Ia belajar di bawah bimbinganseratus tiga belas guruspiritual dan telahmemperoleh manfaat darisetiap pelajaran yang merekaberikan. Diantara guru-gurunya itu ada seorang yangbernama Shadiq. Ketika AbuYazid sedang dudukdihadapannya, tiba-tiba Shadiqberkata kepadanya, ”AbuYazid, ambilkan buku yang dijendela itu ”.”Jendela? Jendelayang mana?”, tanya AbuYazid.”Telah sekian lamaengkau belajar di sini dantidak pernah melihat jendelaitu ?”"Tidak”, jawab Abu Yazid,“apakah peduliku denganjendela. Ketikamenghadapmu, matakutertutup terhadap hal-hal lain.Aku tidak datang kesini untukmelihat segala sesuatu yangada di sini ”.”Jika demikian”,kata si guru,” kembalilah keBustham. Pelajaranmu telahselesai ”.Abu Yazid mendengar bahwadi suatu tempat ada seorangguru besar. Dari jauh AbuYazid datang untukmenemuinya. Ketika sudahdekat, Abu Yazid menyaksikanbetapa guru yang termasyhuritu meludah ke arah kotaMakkah (diartikan menghinakota Makkah), karena itusegera ia memutarlangkahnya. ”Jika ia memangtelah memperoleh semuakemajuan itu dari jalan Allah”,Abu Yazid berkata mengenaiguru tadi, ”niscaya ia tidakakan melanggar hukumseperti yang dilakukannya”.Diriwayatkan bahwa rumahAbu Yazid hanya berjarakempat puluh langkah darisebuah masjid, ia tidak pernahmeludah ke arah jalan danmenghormati masjid itu.Setiap kali Abu Yazid tiba didepan sebuah masjid,beberapa saat lamanya iaakan berdiri terpaku danmenangis. ”Mengapa engkauselalu berlaku demikian ?”tanya salah seseorangkepadanya. “Aku merasadiriku sebagai seorang wanitayang sedang haid. Aku merasamalu untuk masuk danmengotori masjid ”, jawabnya.(Lihatlah do’a Nabi Adam ataudo’a Nabi Yunus a.s “Laa ilahaila anta Subhanaka innikuntum minadholimin ”, Tidakada tuhan melainkan engkauya Allah, sesungguhnya aku initermasuk orang-orang yangdholim. Atau lihat do ’aAbunawas,’ Ya Allah kalauEngkau masukkan aku kedalam sorga, rasanya tidaklahpantas aku berada didalamnya. Tetapi kalau akuEngkau masukkan ke dalamneraka, aku tidak akan tahan,aku tidak akan kuat ya Allah,maka terimalah sajataubatku).Suatu ketika Abu Yazid didalam perjalanan, iamembawa seekor untasebagai tunggangan danpemikulperbekalannya. ”Binatang yangmalang, betapa berat bebanyang engkau tanggung.Sungguh kejam !”, seseorangberseru. Setelah beberapakali mendengar seruan ini,akhirnya Abu Yazid menjawab,“ Wahai anak muda,sebenarnya bukan unta iniyang memikul beban ”.Kemudian si pemuda menelitiapakah beban itu benar-benarberada diatas punggung ontatersebut. Barulah ia percayasetelah melihat beban itumengambang satu jengkal diatas punggung unta danbinatang itu sedikitpun tidakmemikul beban tersebut.“ Maha besar Allah, benar-benar menakjubkan!”, seru sipemuda.”Jika kusembunyikankenyataan yang sebenarnyamengenai diriku, engkau akanmelontarkan celaankepadaku ”, kata Abu Yazidkepadanya. “Tetapi jikakujelaskan kenyataan itukepadamu, engkau tidakdapat memahaminya.Bagaimana seharusnyasikapku kepadamu ?”MI’ROJAbu Yazid berkisah, “Dengantatapan yang pasti akumemandang Allah setelah Diamembebaskan diriku darisemua makhluk-Nya,menerangi diriku denganCahaya-Nya, membukakankeajaiban-keajaiban rahasia-Nya dan menunjukkankebesaran-Nya kepadaku.Setelah menatap Allah akupunmemandang diriku sendiri danmerenungi rahasia sertahakekat diri ini. Cahaya dirikuadalah kegelapan jikadibandingkan dengan Cahaya-Nya, kebesaran diriku sangatkecil jika dibandingkan dengankebesaran-Nya, kemuliaandiriku hanyalah kesombonganyang sia-sia jika dibandingkandengan kemuliaan-Nya. Didalam Allah segalanya sucisedang didalam dirikusegalanya kotor dan cemar.Bila kurenungi kembali, makatahulah aku bahwa aku hidupkarena cahaya Allah. Akumenyadari kemuliaan dirikubersumber dari kemuliaan dankebesaran-Nya. Apapun yangtelah kulakukan, hanyakarena kemaha kuasaan-Nya.Apapun yang telah terlihatoleh mata lahirku, sebenarnyamelalui Dia. Aku memandangdengan mata keadilan danrealitas. Segala kebaktiankubersumber dari Allah, bukandari diriku sendiri, sedangselama ini aku beranggapanbahwa akulah yang berbaktikepada-Nya.Hiasilah diriku dengan ke-Esaan-Mu, sehingga apabilahamba-hamba-Mumemandangku yangterpandang oleh merekaadalah ciptaan-Mu. Danmereka akan melihat SangPencipta mata, bukan dirikuini ”. Keinginanku inidikabulkan-Nya. Ditaruh-Nyamahkota kemurahan hati keatas kepalaku dan Iamembantuku mengalahkanjasmaniku. Setelah itu, Diaberkata, “temuilah hamba-hamba-Ku itu”. Makakulanjutkan pulapengembaraan yang takberkesudahan di lautan tanpatepi itu untuk beberapa lama,aku katakan, “Tidak adaseorang manusiapun yangpernah mencapai kemuliaanyang lebih tinggi daripadayang telah kucapai ini. Tidakmungkin ada tingkatan yanglebih tinggi daripada ini ”.Tetapi ketika kutajamkanpandangan ternyata kepalakumasih berada di telapak kakiseorang Nabi. Maka sadarlahaku, bahwa tingkat terakhiryang dapat dicapai olehmanusia-manusia sucihanyalah sebagai tingkatanawal dari kenabian. Mengenaitingkat terakhir dari kenabiantidak dapat kubayangkan.Kemudian ruhku menembussegala penjuru di dalamkerajaan Allah. Surga danneraka ditunjukkan kepadaruhku itu tetapi ia tidakpeduli. Apakah yang dapatmenghadang dan membuatnyapeduli ?.Semua sukma yang bukanNabi yang ditemuinya tidakdipedulikannya. Ketika ruhkumencapai sukma manusiakesayangan Allah, NabiMuhammad SAW, terlihatlaholehku seratus ribu lautan apiyang tiada bertepi dan seributirai cahaya. Seandainyakujejakkan kaki ke dalamlautan api yang pertama itu,niscaya aku hangus binasa.Aku sedemikian gentar danbingung sehinga aku menjadisirna. Tetapi betapapun besarkeinginanku, aku tidak beranimemandang tiangperkemahan MuhammadRasulullah Saw. Walaupun akutelah berjumpa dengan Allah,tetapi aku tidak beraniberjumpa dengan MuhammadRasulullah Saw. KemudianAbu Yazid berkata, “Ya Allah,segala sesuatu yang telahterlihat olehku adalah akusendiri. Bagiku tiada jalanyang menuju kepada-Muselama aku ini masih ada. Akutidak dapat menembuskeakuan ini, apakah yangharus kulakukan ?” Makaterdengarlah perintah, “Untukmelepas keakuanmu ituikutilah kekasih Kami,Muhammad Saw. Usaplahmatamu dengan debu kakinyadan ikutilah jejaknya. Makaterjunlah aku ke dalam lautanapi yang tak bertepi dankutenggelamkan dirikukedalam tirai-tirai cahayayang mengelilingi MuhammadRasululah Saw. Dan kemudiantak kulihat diriku sendiri, yangkulihat Muhammad RasulullahSaw. Aku terdampar dankulihat Abu Yazid berkata, ”aku adalah debu kakiMuhammad, maka aku akanmengikuti jejak beliau Saw.Suatu hari Abu Yazid berjalan-jalan dengan beberapa orangmuridnya. Jalan yang sedangmereka lalui sempit dan dariarah yang berlawanandatanglah seekor anjing. AbuYazid menyingkir kepinggiruntuk memberi jalan kepadabinatang itu. Salah seorangmurid tidak menyetujuiperbuatan Abu Yazid ini danberkata, ” Allah Yang MahaBesar telah memuliakanmanusia di atas segalamakhluk-makhluk-Nya. AbuYazid adalah “Raja diantarakaum mistik”, tetapi denganketinggian martabatnya itubeserta murid-muridnya yangtaat masih memberi jalankepada seekor anjing. Apakahpantas perbuatan sepertiitu ?” Abu Yazid menjawab,”Anak muda, anjing tadi secaradiam-diam telah berkatakepadaku, ‘Apakah dosakudan apakah pahalamu padaawal kejadian sehingga akuberpakaian kulit anjing danengkau mengenakan jubahkehormatan sebagai rajadiantara para mistik ?’.Begitulah yang sampai dalampikiranku dan karena itulahaku memberi jalankepadanya ”.Ada seorang pertapa di antaratokoh suci terkenal diBustham yang mempunyaibanyak pengikut danpengagum, tetapi ia sendirisenantiasa mengikutipelajaran yang diberikan olehAbu Yazid. Dengan tekun iamendengarkan ceramah-ceramah Abu Yazid dan dudukbersama sahabat-sahabatbeliau. Pada suatu hariberkatalah ia kepada AbuYazid, “pada hari ini genaptiga puluh tahun lamanya akuberpuasa dan memanjatkando ’a sepanjang malamsehingga aku tidak pernahtidur. Namun pengetahuanyang engkau sampaikan inibelum pernah menyentuhhatiku. Walau demikian akupercaya kepada pengetahuanitu dan senang mendengarkanceramah-ceramahmu ”.“Walaupun engkau berpuasasiang malam selama tiga ratustahun, sedikitpun dariceramahku ini tidak akandapat engkau hayati ”.“Mengapa demikian ?”, tanyasi murid. “Karena matamutertutup oleh dirimu sendiri”,jawab Abu Yazid. “Apakahyang harus kulakukan ?”,tanya si murid pula. “Jikakukatakan, pasti engkau tidakmau menerimanya ”, jawabAbu Yazid. “Akan kuterima !.Katakanlah kepadaku agarkulakukan seperti yangengkau petuahkan ”.“Baiklah!”, jawab Abu Yazid.“Sekarang ini juga, cukurlahjanggut dan rambutmu.Tanggalkan pakaian yangsedang engkau kenakan dangantilah dengan cawat yangterbuat dari bulu domba.Gantungkan sebungkuskacang dilehermu, kemudianpergilah ke tempat ramai.Kumpulkan anak-anaksebanyak mungkin dankatakan pada mereka, ”Akankuberikan sebutir kacangkepada setiap orang yangmenampar kepalaku ”. Dengancara yang sama pergilahberkeliling kota, terutamasekali ke tempat dimanaorang-orang sudahmengenalmu. Itulah yangharus engkau lakukan ”.“Maha besar Allah! TiadaTuhan kecuali Allah”, cetus simurid setelah mendengarkata-kata Abu Yazid itu. “Jikaseorang kafir mengucapkankata-kata itu niscaya iamenjadi seorang Muslim ”,kata Abu Yazid. “Tetapidengan mengucapkan kata-kata yang sama engkau telahmempersekutukan Allah ”.“Mengapa begitu ?”, tanya simurid. “Karena engkaumerasa bahwa dirimu terlalumulia untuk berbuat sepertiyang telah kukatakan tadi.Kemudian engkaumencetuskan kata-kata tadiuntuk menunjukkan bahwaengkau adalah seorangpenting, dan bukan untukmemuliakan Allah. Dengandemikian bukankah engkautelah mempersekutukanAllah ?”. “Saran-saranmu taditidak dapat kulaksanakan.Berikanlah saran-saran yanglain ”, si murid keberatan.“Hanya itu yang dapatkusarankan”, Abu Yazidmenegaskan. “Aku taksanggup melaksanakannya”, simurid mengulangi kata-katanya. “Bukankah telah akukatakan bahwa engkau tidakakan sanggup untukmelaksanakannya dan engkautidak akan menuruti kata-kataku ”, kata Abu Yazid. (Besimesti dipanasi untuk dijadikanpedang, batu kotor mestidigosok supaya jadi berlian.“ Gosoklah berlian imanmudengan Laa illaha ilAllah”.‘Jadidu Imanakum bi Laa illahailAllah’).“Engkau dapat berjalan di atasair”, orang-orang berkatakepada Abu Yazid. “Sepotongkayupun dapat melakukan halitu ”, jawab Abu Yazid.“Engkau dapat terbang diangkasa”. “Seekor burung pundapat melakukan itu”.“Engkau dapat pergi keKa’bah dalam satu malam”. ”Setiap orang sakti dapatmelakukan perjalanan dariIndia ke Demavand dalam satumalam ”. “Jika demikianapakah yang harus dilakukanoleh manusia-manusiasejati ?”, mereka bertanyakepada Abu Yazid. Abu Yazidmenjawab, “Seorang manusiasejati tidak akan menautkanhatinya kepada selain AllahSwt.Sedemikian khusyuknya AbuYazid dalam berbakti kepadaAllah, sehingga setiap hariapabila ditegur oleh muridnya,yang senantiasa menyertainyaselama 20 tahun, ia akanbertanya,” Anakku, siapakahnamamu ?” Suatu ketika simurid berkata pada AbuYazid, ”Guru, apakah engkaumemperolok-olokkanku. Telah20 tahun aku mengabdikepadamu, tetapi, setiap hariengkau menanyakannamaku ”. “Anakku”, AbuYazid menjawab,”aku tidakmemperolok-olokkanmu.Tetapi nama-Nya telahmemenuhi hatiku dan telahmenyisihkan nama-nama yanglain. Setiap kali akumendengar sebuah nama yanglain, segeralah nama ituterlupakan olehku ”.Abu Yazid mengisahkan :Suatu hari ketika sedangduduk-duduk, datanglahsebuah pikiran ke dalambenakku bahwa aku adalahSyaikh dan tokoh suci zamanini. Tetapi begitu hal ituterpikirkan olehku, akusegera sadar bahwa aku telahmelakukan dosa besar. Akulalu bangkit dan berangkat keKhurazan. Di sebuahpersinggahan aku berhentidan bersumpah tidak akanmeninggalkan tempat itusebelum Allah mengutusseseorang untuk membukakanhatiku. Tiga hari tiga malamaku tinggal di persinggahanitu. Pada hari yang ke-empatkulihat seseorang yangbermata satu denganmenunggang seekor untasedang datang ke tempatpersinggahan itu. Setelahmengamati dengan seksama,terlihat olehku tanda-tandakesadaran Ilahi di dalamdirinya. Aku mengisyaratkanagar unta itu berhenti laluunta itu segera menekukkankaki-kaki depannya. Lelakibermata satu itumemandangiku. “Sejauh iniengkau memanggilku”,katanya,” hanya untukmembukakan mata yangtertutup dan membukakanpintu yang terkunci sertauntuk menenggelamkanpenduduk Bustham bersamaAbu Yazid ?”"Aku jatuh lunglai.Kemudian aku bertanyakepada orangitu, ”Darimanakah engkaudatang?” “Sejak engkaubersumpah itu telah beribu-ribu mil yang kutempuh ”,kemudian iamenambahkan,”berhati-hatilah Abu Yazid, Jagalahhatimu !”Setelah berkatademikian ia berpaling darikudan meninggalkan tempat itu.Menolak mereka hanyakarena keingkaran mereka.Segala sesuatu yangkulakukan hanyalah debu.Kepada setiap perbuatankuyang tidak berkenan kepada-Mu limpahkanlah ampunan-Mu. Basuhlah debukeingkaran dari dalam dirikukarena akupun telahmembasuh debu kelancangankarena mengaku telahmematuhi-Mu. Kemudian AbuYazid menghembuskan nafasterakhirnya dengan menyebutnama Allah pada tahun 261H /874 M



JADI YANG PERTAMA COMMENT


Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui" Surah : Al-Baqarah 2:22