Sabtu, 15 Januari 2011

FARIDUDDIN ATHTHAR,SANG KIMIAWAN

Seekor kera melihat sebuahcherry di dalam sebuah botolyang bening dan berniatmengambilnya. Kemudian iamemasukkan tangannyamelalui leher botol danmemungut buah cherry itu.Namun sekarang ia tidak bisamengeluarkan tangannya.Sang pemburu yang sengajamemasang perangkaptersebut kemudian mendekat.Kera yang terjerat botol itu,tidak dapat lari dantertangkap. “Setidaknya akudapat menggenggam buahcherry, ” pikir kera. Pada saatitu sang pemburu memukulsiku kera dengan cepat,kemudian tangan keraterbuka, terlepas dari botol.Sekarang sang pemburumemiliki buah, botol dan kera.(Kitab Amu-Daria)“Meninggalkan sesuatukarena orang lain telahmenyalahgunakannyamungkin suatu puncakkebodohan. Kesejatian Sufitidak dapat dicakup dalamaturan dan peraturan, dalamdoa dan ibadah — akan tetapisecara terpisah.”Kata-kata ini, ditulisFariduddin Sang Kimiawan,seorang pengarang dan tokohmadzhab pencerahan sertapendiri organisasi para Sufi. Iameninggal dunia lebih seabadsebelum kelahiran Chauceryang karya-karyanya mengacupada Sufisme Aththar. Lebihdari seratus tahun setelahwafatnya, dasar TarekatGarter menunjukkankesamaan-kesamaan yangmencolok dengan Tarekatrintisannya yang hampir tidakmungkin dianggap sebagaikebetulan.Fariduddin dilahirkan dekatNisyapur, negeri tercintaOmar Khayyam. Ayahnyamewariskan sebuah rumahobat, karena itu namakeluarganya dan sesuaidengan gaya Sufi adalahAththar — Sang Kimiawan.Begitu banyak cerita tentangkehidupannya sebagiantentang mukjizatnya, sebagianlagi tentang ajarannya. Iatelah menulis seratus empatbelas karya untuk para Sufi,yang terpenting tentu sajaadalah Dewan Para Burung(Parliament of the Birds[Mantiquth-Thair]) danseorang pelopor dariPengembangan Haji (Pilgrim’sProgress). Namun sepertisebuah karya Sufisme klasikdan kesusastraan Persia,Parliament ini memaparkanpengalaman-pengalaman Sufidan kerangkanya sendiriberdasar pada tema-temapencarian (kebenaran) daripara Sufi sebelumnya. Karyaini juga menjabarkan makna-makna yang dapat dipahamisebagai isi kesadaran Sufi.Cerita tentang percakapanAththar, yang digunakan paraSufi untuk menggambarkankeseimbangan antara materidan metafislka ditulis Daulat-Shah dalam karya klasikMemoirs of the Poets (RiwayatHidup Para Penyair). Karya inisebenarnya bukan laporantertulis, namun kisah alegoris.Suatu hari, ketika Aththarmenjaga barang-barangdagangan di tokonya, seorangpengembara Sufi muncul didepan pintu, menatap dengankedua matanya yangtergenang air mata.Fariduddin menyuruh laki-lakiitu pergi. “Aku memang akanpergi,” sambut musafir itu.“Namun aku dilarangmembawa sesuatupun, bahkanjas panjang ini. Akan tetapi,apa artinya Anda dan obat-obatan Anda yang mahal itu?Anda sebaiknya memikirkanrencana Anda sendiri untukmelanjutkan perjalanan.”Peristiwa ini sangat berkesandi hati Aththar, sehingga iameninggalkan toko dankerjanya serta mengasingkandiri di sebuah padepokan Sufiselama periode persemediandi bawah bimbingan guruSyekh Ruknuddin. Meskipun iabanyak melakukan praktek-praktek asketik, tetapmenekankan arti pentingtubuh dalam sebuahpernyataannya. “Tubuhtidaklah berbeda dengan jiwa,karena tubuh adalah bagiandari jiwa. Keduanyamerupakan bagian darikeseluruhan. ” Ajarannya tidakhanya dikandung dalam karya-karya puitisnya, namun jugadalam ritus-ritus tradisionalyang dipercaya oleh para Sufisebagai bagian ajaran-ajarannya. Pembahasanmasalah ini, yaitu perpaduanantara puisi, ajaran dan“ perbuatan” (amal) Sufi, akandilakukan nanti.Aththar adalah salah seorangSufi yang mengetahui secaramendalam riwayat hidup paraSufi sebelumnya, dan karyaprosa satu-satunya, Memoirsof the Friend (Riwayat HidupPara Sahabat) atau Recital ofthe Saints (Hikayat Orang-orang Suci) dicurahkan untukmencatat kehidupan mereka.Ia memutuskan untuk menuliskumpulan hikayat tersebutsetelah meninggalkanlingkungan Sufi Ruknuddin danpengembaraannya ke Mekkahserta tempat-tempat lainnya.Di masa tuanya, Aththardikunjungi jalaluddin Rumimuda dan memberikan salahsatu bukunya kepada pemudaini. Rumi kemudian semakinmemperluas publikasi aspek-aspek dasar tradisipengetahuan Sufi yang telahdilanjutkan Aththar ini.Selanjutnya Rumimembandingkan dirinyasendiri dengannya, “Aththartelah melintasi tujuh kotacinta, sementara kami hanyasampai di sebuah jalantunggal. ”Aththar meninggal duniaketika sedang mengajarsebagaimana ia telahmencurahkan hidupnya untukitu. Namun kejadian terakhiryang menimpa Aththar,menimbulkan keraguan orangtentang dirinya. Ketikapasukan Barbar menyerangPersia di bawah pimpinanjengis Khan pada tahun 1220,Aththar ditangkap, saat iaberusia seratus sepuluh tahun.Ada seorang Mongol berkata,“ Jangan bunuh orang tua ini.Aku akan mengganti seribukeping uang perak sebagaitebusan untuknya. ” Aththarmelarang penangkapnyauntuk menerima penawaranitu, karena ia akan menerimaharga yang lebih tinggi dariorang lain. Beberapa saatkemudian, ada orang lainyang hanya menawarnyaseharga seikat jerami,“ Terimalah tawaran itu!” kataAththar. “Karena itulahhargaku yangsebenarnya. ”Akhirnya iadibunuh oleh tentara Mongolyang sangat kesal denganleluconnya itu.Garcin de Tassy telahmengungkapkan kemiripankarya-karya roman danpetualangan Aththar denganRoman de la Rose, yangmerupakan bukti nyatapengaruh aliran romantis Sufiyang paling awal di Eropa.Sebuah karya romanberikutnya yang menunjukkankemiripan dengan tema-temaroman Sufi adalah karya tulisMajriti dari Cordoba. Ada jugakemungkinan bahwa karyaroman Sufi masuk ke EropaBarat melalui Spanyol danPerancis Selatan daripadaanggapan melalui Syria,meskipun karangan-karanganSufi dalam jenis sastra inisangat kuat berpengaruh disana. Sedang para sarjanaBarat yang percaya bahwalegenda Grail masuk ke Eropamelalui tentara Perang Salib,sebenarnya hanyamendasarkan asumsinya padasumber-sumber Syria.Bagaimanapun, Syria danAndalusia mempunyaihubungan yang sangat kuat.Perubahan huruf “Q” menjadi“G” (Qarael Muqaddas[Hikayat Suci]) menjadi GaraelMugaddas) adalah bahasaSpanyol-Muslim, bukan bahasaSyria. De Tassy mencatatbahwa Roman de la Rosemempunyai kesamaan-kesamaan dengan dua aliransastra Sufi, yaitu Birds and theFlowers, dan terutama dengankarya Aththar, Parliament ofthe Birds. Tak syak lagi, versiasli yang telah memicumunculnya versi Romanlainnya yang terkenal di Eropaitu, sudah tidak ada; dansangat mungkin asalnyaadalah versi verbal, yangdisampaikan melaluipengajaran Sufi di pusat-pusatpenyebaran Sufi Spanyol.Roman Rose of Bakawali diIndia, lebih jelas lagi banyakmengandung perumpamaanSufi yang paling dinamistersebut. Parliament sendiri,selain tercantum secaraterpisah-pisah dalam karyaChaucer dan lainnya,diterjemahkan dalam bahasaPerancis dan dipublikasikan diLiege pada tahun 1653,kemudian diterjemahkandalam bahasa Latin padatahun 1678.Bagian-bagian Mantiquth-Thair(Parliament of the Birds)karya Aththar, banyak disitirdalam Tarekat Khidr (yaitu St.George maupun Khidr sendiri,pelindung suci dari para Sufi,pemandu rahasia, kadangkaladianggap Elias [Ilyas]) yangmasih hidup sampai saat ini.Berikut ini sebagian ucapanseremonial inisiasi (prabakti)Tarekat Khidr:Ada yang bertanya mengapalaut berwarna biru, warnaduka cita, dan mengapa lautbergelora seolah-olah ada apiyang membuatnya mendidih.Kemudian dijawab, jubah biruitu menyatakan kesedihankarena berpisah dengan SangKekasih, “karena itu api Cintamembuatnya bergelora”.Sedang warna kuning, dalamhikayat selanjutnya, adalahwarna emas – unsur kimiawiManusia Sempurna, yaitumanusia yang disepuh sampaiseperti emas. Jubahpermulaan Sufi terdiri dari jasbiru, kerudung kepala danpita kuning. Jika kedua warnaini dicampur akan berwarnahijau, warna permulaan danalam, kebenaran dankeabadian. Mantiquth-Thairditulis kira-kira seratus tujuhpuluh tahun sebelumberdirinya Tarekat Garter,yang mulanya dikenal sebagaiTarekat Santo George.Tarekat Sufi yang manaAththar diakui sebagaipendirinya kemudianmengembangkannya, danyang tentu saja mengandungtradisi pemusatan hati –menjalankan latihan-latihanyang bertujuan untukmenciptakan dan menjagakeselarasan para pengikutnyadengan seluruh makhluk. Iahampir mirip dengan Tarekat-tarekat Sufisme lainnya.Tahap-tahap perkembanganSufi itu, meskipun mungkinurutannya berbeda-bedadalam setiap individu,digambarkan dalamMantiquth-Thair.Burung-burung yangmelambangkan manusia,semuanya dipanggil olehburung hoopoe (burungmerak), melambangkan Sufi,yang menganjurkan agarmereka segera mencari Rajamereka yang misterius, Rajaini bernama Simurgh, yangtinggal di pegunungan Kaf.Setiap burung, yangsebelumnya tertarik untukbertemu Raja, mulaimenyesalkannya karena iasendiri (burung merak) tidakikut serta dalam perjalananmenemui Raja tersembunyi.Setelah mendengarpenyesalan itu, burung merakmenjawab dengan sebuahkisah yang mengilustrasikanketiadagunaan membeda-bedakan apa yang harus atauseharusnya dengan apa yangsebaiknya dilakukan. Syair-syair dalam ilustrasi itubanyak mengandungperumpamaan sosok Sufi danharus dikaji secara cermatagar benar-benar dapatdipahami. Cincin Sulaiman,hakikat sosok Khidr sangPembimbing rahasia, berbagaianekdot tentang hikmah-hikmah kuno juga ada didalamnya.Akhirnya si burung merakmenyatakan kepada burung-burung itu bahwa merekaharus melalui tujuh lembahdalam pencarian itu. Pertama,Lembah Pencarian, tempatsegala marabahaya akanmengancam dan perjalanansuci ini harus melepaskankeinginankeinginan. KemudianLembah Cinta, wilayah takterbatas, tempat sang Pencarisepenuhnya dilanda rasa rindukepada Sang Kekasih. SetelahLembah Cinta adalah LembahPengetahuan Intuitif, di sinihati menerima secaralangsung pencerahan dariKebenaran dan suatupengalaman “bertemu”Tuhan. Kemudian di LembahPemisahan, sang musafir akanterbebaskan dari segalahasrat dan ketergantungan.Dalam percakapan burungmerak terhadap burungbulbul, Aththarmengungkapkanketiadagunaan puncakkegembiraan (ekstase),mistikus yang hanya menurutipercintaan itu sendiri, yangmelarutkan diri mereka dalamkerinduan, yang memperturutipengalaman ekstatik dantidak menyentuh kehidupanmanusia.Burung bulbul yang penuhgairah itu dengan tidak tahanlagi maju ke depan. Dalamsetiap siulannya yang sangatbervariasi, ia menyuarakansuatu misteri makna yangberbeda-beda. Iamengungkapkan misteri-misteri dengan sangatmengesankan sehingga semuaburung lainnya terpaku.“Aku mengetahui rahasia-rahasia cinta,” kata burungbulbul. “Sepanjang malam akumengungkapkan rasa cintaku.Aku mengajarkan sendirirahasia-rahasia itu. Lagucintaku adalah ratapanseruling mistik dan kecapi.Akulah yang memekarkanbunga Mawar danmenggetarkan hati parapecinta. Dengan tiada hentiaku mengajarkan misteri-misteri baru, setiap saatmuncul nada-nada kesedihanbaru, laksana gelombang dilautan. Siapa punmendengarkanku lenyaplahkecerdasannya karenaterpesona dan hilanglahkesadarannya. Bila aku sudahkehilangan rasa cintaku padasang Mawar, aku merataptiada henti … Bila sang Mawarkembali ke dunia di musimpanas, hatiku begitu suka-ria.Rahasia-rahasia cintaku tidakdiketahui mereka — namunsang Mawar mengenalmereka. Yang aku pikirkanhanya sang Mawar, yang akurindukan hanya Mawar merahdelima. ”“Untuk menggapai Simurghadalah di luar kemampuanku— cinta pada sang Mawarsudah cukup bagi burungbulbul. Karenaku Mawarmenjadi mekar … Mungkinkahburung bulbul hidup satumalam pun tanpa SangKekasih ?”Burung merak berseru, “Hai… orang yang tertinggal, yanghanya sibuk mengurusi hal-ihwal! Tinggalkanlahkesenangan yangmenggiurkan itu! MencintaiMawar hanya akanmenyusahkan hatimu.Betapapun indahnya bungaMawar, keindahannya akanlenyap dalam beberapa hari.Mencintai sesuatu yang mudahlayu hanya akanmenyebabkan perubahan hatiManusia Sempurna. Bilasenyuman bunga Mawar telahmembangkitkan gairahmu, ituhanya akan menawanmudalam kesedihan tiada henti.Dialah yang menertawakanmudi setiap musim semisementara ia tidak merasasedih – tinggalkanlah bungaMawar dan warna merahnya(yang menggairahkan) itu !”Dalam mengulas bagian ini,seorang guru Sufi mencatatbahwa Aththar tidak hanyamenyinggung orang yangberpuas diri pada pencapaianekstase tanpa melanjutkantahap mistis berikutnya.Namun ia juga memberi artiekstatik yang paralel, orangyang merasakan frekuensicinta yang tidak sempurna,dan yang, meskipundipengaruhi oleh cinta, iatidak punya gairah hidup dantidak dipengaruhi olehnyasehingga kehidupan(pribadinya) benar-benarmengalami suatu perubahan:“Inilah api cinta yangmencerahkan, yang berbedakapan pun ia timbul, yangmenggairahkan, yangmenghidupkan jiwa. Benih(cinta) ini terpisah darirahimnya dan lahirlahManusia Sempurna, yangberubah dengan suatu carayang khas sehingga seluruhaspek kehidupannya terangkat(mulia). Ia bukan berubahdalam arti wujud yangberbeda, namun ia adalahpribadi yang utuh dankeberadaan ini bisa dianggapsebagai manusia yang penuhgairah. Setiap perilaku(hatinya) tersucikan,terangkat pada tingkat yanglebih tinggi, tergetar olehmelodi yang lebih merdu,melantunkan nada yang lebihlangsung dan hidup,mempertalikan hati laki-lakidan perempuan, yang lebihmencintai dan lebihmembenci. Setiap gerakhatinya menyatu dengan suatunasib, suatu ruang yangtentram dan kokoh, menyatudengan hal-ihwal, yangmelingkupi meskipun ia hanyamengikuti bayangan substansicinta ini, sedemikian agungsehingga dapat mencapaipengalaman yang lebihnyata.”Pengulas tersebut (Guru AdilAlimi) juga mencatat bahwaperasaan-perasaan ini tidakmenarik perhatian manusiapada umumnya. Perasaan-perasaan ini “diingkari olehkalangan materialis, ditentangpara teolog, diabaikan parapecinta, ditolak para ekstatis,diterima namun disalahpahamioleh teorisi dan pengikutSufi ”. “Namun,” lanjutnya,“kita harus mengingat qadamba qadam (tahap demi tahap):‘ Sebelum engkau meminumcawan kelima, engkau harusmeminum cawan keempat,setiap cawan sama-samaenak ’.”Ia menyadari bahwa hal-ihwal,baik yang lama maupun baru,tidaklah penting. Hal-ihwalyang telah dipahami itutidaklah bernilai, sebab sangmusafir melihat dimensi-dimensi baru dalam hal-ihwalitu. Ia memahami, misalnya,perbedaan antaratradisionalisme dan realitas,yang itu adalah suatu refleksi.Lembah kelima adalahLembah Kemanunggalan. Dilembah ini sang Pencarimemahami bahwa hal-ihwaldan gambaran-gambaran yangkelihatan berbeda baginyasebenarnya hanya satu.Di Lembah Ketakjuban(lembah keenam); sangmusafir merasakankekaguman dan cinta. Ia tidakmemahami pengetahuandengan cara yang berbedadari sebelumnya. Suatuperasaan yang disebut cinta,sekarang menggantikannya.Lembah ketujuh, yangterakhir, adalah LembahKematian. Di sini sang Pencarimemahami misteri danparadoks, individu yangmemahami bagaimana“setetes kepribadiannya dapatbergabung dengan samudera,namun tetap mempunyaimakna. Ia telah menemukan‘ kedudukannya’.”Nama samaran Fariduddinadalah Aththar, Kimiawanatau Pembuat minyak wangi.Mayoritas sejarawan mendugabahwa ia mengambil katadeskriptif ini karena ayahnyamempunyai sebuah balai obat,namun menurut tradisi Sufi,“ Aththar” mengandung suatupengertian rahasia. Jika kitamenggunakan metode bakupengungkapan bahasa sandimelalui sistem Abjad, yangsangat dikenal di kalanganterpelajar Arab dan Persia,Aththar dapat disulih sebagaiberikut:A (ain) = 70Tha’ = 9Tha’ = 9Alif = 1Ra’ = 200Huruf-huruf (dalam kataAththar) harus disusunmenurut ortografi konvensialbahasa Semit seperti di atas.Kitab Hisab al-Jamal (kitabtentang penyusunan ulanghuruf dan angka) adalahbentuk paling sederhanapemakaian sistem Abjad yangbanyak digunakan dalamungkapan-ungkapan puitis.Setelah penyulihan, nilaihuruf-huruf harus dijumlah(70+9+9+1+200), hasilnya 289.Untuk mengungkap suatumakna “tersembunyi” yangbaru dari tiga huruf dasar itu,kita harus (sesuai prosedurbaku) mengurai kembalijumlah itu dalam ratusan,puluhan dan satuan, sebagaiberikut:289 = 200, 80, 9Ketiga angka ini dapatdisesuaikan kembali:200 = R ; 80 = F ; 9 = Th.Kini kita tinggal mencaridalam kamus kata-kata yangberhubungan penyusunan-penyusunan tiga huruftersebut. Di dalam kamusbahasa Arab, kata selaluditulis menurut akar katanya(biasanya tiga huruf),sehingga hal inimempermudah tugas kita.Tiga huruf tersebut mungkinhanya terdiri dari kata, RFTh,RThF, FRTh, FThR dan ThFR.Satu-satunya akar kata yangberkaitan dengan agama,makna batiniah dan rahasiaadalah FThR.Jadi “Aththar” adalah suatukata sandi dari konsep FThR,suatu pesan tentang ajaranyang disampaikan Fariduddin.Aththar adalah salah seorangguru Sufi terkemuka. Sebelumkita melihat implikasi akarkata FThR dalam bahasa Arab,kita dapat mengikhtisarkangagasan-gagasannya. Sufismeadalah suatu bentukpemikiran yang digunakanAththar dan para penerusnya(termasuk muridnya, Rumi)menurut suatu formatkeagamaan, yaitu tentangpertumbuhan dan temaevolusi organis manusia.Penggarapan tema iniberhubungan dengan terbitnyafajar setelah kegelapan(malam), berbuka puasadengan sepotong roti, danperilaku mental serta fisikyang intensif, yang takterencana oleh sebab suatutanggapan terhadapdorongan-dorongan intuitifApakah akar kata FThRmengandung (pengertian): (1)perkumpulan-perkumpulankeagamaan; (2) hubunganantara Kristianitas dan Islam— sebab para Sufimenandaskan bahwa merekaadalah Muslim sekaliguspenganut ajaran esoterisKristiani; (3) gagasan tentangtindakan yang cepat atau takterencana; (4) kerendahanhati para darwis; (5) suatudampak yang kuat (darigagasan atau gerakan,sebagaimana diterapkandalam madzhab-madzhabdarwis untuk latihan-latihanSufi); (6) “anggur” — analogipuitis Sufi untuk pengalamanbatin; (7) sesuatu yangmendesakkan jalan keluarnyadari kandungan alamiah?Setiap gagasan-gagasantersebut terkandung dalamkata-kata Arab yangditurunkan dari akar kataFThR, yang membentuk suatugambaran eksistensi Sufi.Sekarang kita dapatmemeriksa akar kata denganragam penggunaannya:FaThaR = membelah,memotong sesuatu,menyelidiki, mulai, menciptasesuatu (Tuhan).FuThR = cendawan (yang carapertumbuhannya melaluikekuatan membelah diri).FaThaRa = sarapan, berbukapuasa.ThaFaThThaR = terbelah ataupecah.‘IYD al-FiThR = Hari Raya Fitri.FiThRah = watak dasar, rasakeagamaan, agama Islam(patuh pada kehendak Tuhan).FaThIR = roti murni (yang takdiragi), tindakan yang takterencana atau cepat,tergesa-gesa.FaThIRA = suatu benda kecil,roti tersusun sebagaimanadigunakan dalam suatu acarasakral.FAThiR = Sang Pencipta.FuThaiy Ri = manusia yanghina, kosong, tumpul.FuThAR = sebuah benda yangkarat, misalnya sebilahpedang tumpul.Biasanya Aththar dianggapsebagai guru yang telah ikutserta menyampaikan(meneruskan) latihan Sufiyang khas, yaitu “Berhenti(sejenak)!” LatihanMenenggang Waktu. Latihanini dilakukan ketika guru Sufi,pada waktu tertentu,memerintahkan muridnyauntuk menghentikan setiapgerakan secara sempurna.Selama latihan “menenggangwaktu” ini, murid akanmemancarkan barakah-nyakepada orang lain.Menangguhkan semuakegiatan fisik dengan cepatadalah membiarkankesadaran terbuka untukmenerima pengembanganmental yang khas, yangkekuatannya terpancar darigerakan penuh tenaga.Anehnya FThR dalam daftarkata Sufi dikembangkanmenjadi QMM. Kata ini pun,jika diungkap melalui sistemnotasi Abjad, menghasilkankata QIFF – Penangguhan Ilahi.“Penangguhan” ini adalahnama yang diberikan padalatihan “Berhentilah(sejenak)!” yang hanyadilakukan seorang guru Sufi.Makna akar kata FThR yangsekunder, yaitu cendawan,telah menimbulkan minatspekulasi. Minat ini munculberkat prakarsa Mr. R.Gordon Wasson, yangmenyatakan bahwa padazaman dahulu, ada (dan yangmengherankan hal ini masihhidup dalam beberapawilayah) suatu kultus ekstatikyang tersebar luas dengancara memakan cendawan-cendawan yang menimbulkanhalusinasi.Apakah akar kata FThR inimemang berhubungan dengankultus cendawan? Ya di satusisi, namun bukan dalampengertian yang secaralangsung diduga orang. FThRmemang mengandung articendawan, namun bukandalam pengertian cendawanyang menimbulkan halusinasi.Kita mempunyai dua sumberuntuk menjelaskan masalahini. Sumber pertama bahwacendawan yang menimbulkanhalusinasi dalam bahasa Arabberasal dari akar kata GHRB.Kata-kata yang diturunkandari GHRB mengindikasikansuatu pengetahuan karenapengaruh aneh dari cendawanitu, sementara kata FThRtidak demikian:GHaRaBa = pergi, berangkat,tumor mata.GHaRaB = meninggalkankampung halaman, hidup dinegeri asing.GHuRBan = kedudukan sebuahbintang, terlupakan atauterpencil.GHaRuB = tak dikenal (kabur),sesuatu yang tak terpahamidengan jelas, asing.GHaRaB = pergi ke Barat.A-GHRaB = melakukan ataumengatakan hal-hal aneh atautidak lazim, tertawa secaraaneh, berlari secepat kilat,pergi ke negeri yang jauh.ISTa-GHRaB = menemukanbenda aneh, menakjubkan,tertawa berlebih-lebihan.GHaRB = Ujung pedang, airmata dan sebagainya.ESH al-GHuRAB = jamurpayung (secara literal berarti“ makanan burung gagak,kerumitan, kegelapan,keanehan ”).Keterangan kedua yangmenarik mengindikasikanbahwa Sufi menggunakan akarkata FThR untuk pengertianpengalaman batiniah danbukan pengertian yangdiangkat dari makna kimiawi.Keterangan ini terkandungdalam sebuah paragraf darikarya orang yang secara tepatdijuluki Mast Qalandar (secaraliteral berarti “darwis yangmabuk”), yang secara jelasmengomentari tentang suatukepercayaan bahwa cendawanyang menimbulkan halusinasiitu dapat merangsang untukmencapai suatu pengalamanmistik. Dalam hal ini iamenandaskan bahwakepercayaan itu tidak benar.Pertama, kita dapat membacamelalui penterjemahan literalnaskah tersebut:“Jadi Sang Pencipta, karenaperkembangan semangat daninti rasa keagamaan,menyediakan sari buah angguruntuk sarapan pagi paraPecinta (para Sufi), dan iameninggalkan sebuah jejak(simbol) berupa kegiatansakramental bagi orang-orangyang mempunyai pemahamansetengah-setengah. Perlu jugadiketahui dan diingat bahwaSufi yang tercerahkan jauhdari retakan atau belahanyang menipu, yaitu distorsi,dan ia mendekati perasaanekstase (tersembunyi) yangberbeda. Ia sama sekali tidakmemakan cendawan itu dancendawan yang menimbulkankegilaan ini tidak dikenalnya.Sarapan paginya adalahkebenaran di jalan yang takterbelah. Akhirnya setelahmenjalarnya tanaman(anggur) dan berbuah, setelahair anggur menghasilkansaripatinya dan makan sore(setelah pantangan makan),Manusia Sempurna secaraaneh diperlengkapi denganpedang yang tumpul. Akantetapi, makanan ini bukanseperti yang mereka nyatakanataupun apa yang tumbuh dibawah pohon. SesungguhnyaKebenaran Ciptaan telahditemukan, dan ekstasemungkin hanya ditemukan didalam rahasia makanan (roti)orang yang kelaparan dankehausan. Ia minum setelahmakan. Di sini Sang Penciptajuga berperan sebagaiPengungkap. ”Paragraf yang mengagumkanini dianggap sebagai ocehanorang gila. Namun SyekhMauji, Sufi dari Azamia,menafsirkannya dalamselembar halaman karyanyaDurud (Kisah-kisah):“Ada suatu sensasi yangmerupakan gairah sejati danbisa disebut cinta. Sensasi iniberasal dari sumber kuno danpenting bagi kemanusiaan.Tanda-tanda (simbol)nyamasih ada di luar kelompok-kelompok Sufi, namunsekarang hanya dalam bentuksimbol, misalnya lambangSalib, sedang bagi kami tetapmengacu pada ajaran esoterisYesus sendiri. Sang Pencari(kebenaran) harus ingatbahwa ada beberapakemiripan perasaan yangmenipu dan seperti kegilaan,namun bukan kegilaan yangdimaksud Sufi ketika iamembicarakannya,sebagaimana si pengarangmenggunakannya dalammenggambarkan dirinyasendiri (Mast Qalandar). Darisumber tersebut, asal-usulapa yang kita sebut saripatidari anggur yang merupakanbuah dari tanamannya, hasildari pembelahan danpertumbuhan, akan munculpencerahan yang sejati.Setelah suatu periodepematangan dari saripatianggur atau roti, pemisahanmelalui cinta, makamuncullah kekuatanPengungkap. Kekuatan iniadalah gizi, namun bukan gizimakanan dalam pengertianwujud apa pun seperti sebuahbenda fisik biasa …”Paragraf orisinal itu, yangkurang lebih merupakanbentuk sastra Persia,menunjukkan kepada kita apayang sebenarnya berusahadijelaskan oleh “darwis gila”itu. Paragraf itu selalumenggunakan akar katatunggal yaitu FThR. Tidak adaterjemahan yang mungkindapat diterapkan pada faktapuitis tersebut, karena maknaakar kata ini tidak dapatdilingkupi dalam terjemahan.Oleh karena penterjemahankata itu — dalam kata“terbelah”, “roti bersusun”,“pengalaman religius” danlainnya — berasal dari akarkata yang berbeda, maka kitamudah sekali melalaikanmakna dari sebuah katatunggal.Sebagai contoh: “Ya baradar;Fathir ast thafaththari fithratwa dzati fithrat …”Di dalam paragraf terdiri dariseratus sebelas kata, kata-kata turunan FThR tidak lebihhanya dua puluh tiga kali!Pemakaian kata-kata turunantersebut, meskipun bukannyatidak tepat, sangat tidak lazim(karena sebenarnya adasebuah kata baku yang lebihtepat untuk digunakanmenurut konteks itu) sehingganiscaya sebuah pesan yangdisampaikan denganmengibaratkan dampak darireaksi kimiawi cendawan itumenunjukkan suatupengalaman yang takterbantah namun kabur.



JADI YANG PERTAMA COMMENT


Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui" Surah : Al-Baqarah 2:22